Pertikaian Memanas, Duterte Ancam Habisi Presiden Marcos dan Keluarga

Pertikaian Memanas, Duterte Ancam Habisi Presiden Marcos dan Keluarga

Pertikaian Memanas, Duterte Ancam Habisi Presiden Marcos dan Keluarga

Pertikaian antara Presiden Rodrigo Duterte dari Filipina dan keluarga mantan Presiden Ferdinand Marcos kembali memanas. Duterte baru-baru ini mengancam akan menghabisi Marcos dan keluarganya atas tuduhan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.

Presiden Duterte telah lama bersikap keras terhadap keluarga Marcos, yang telah lama dituduh melakukan korupsi selama pemerintahan Ferdinand Marcos. Marcos memerintah Filipina dari tahun 1965 hingga 1986, ketika dia digulingkan dalam Revolusi Edsa yang mengakhiri rezim otoriternya. Sejak itu, keluarga Marcos telah kehilangan kekuasaan politik, tetapi masih memiliki pengaruh yang signifikan di Filipina.

Duterte, yang telah menjabat sebagai Presiden sejak tahun 2016, telah berjanji untuk membersihkan korupsi dan memberantas kejahatan di Filipina. Dia telah menargetkan sejumlah pejabat korup, termasuk keluarga Marcos. Duterte telah menuduh keluarga Marcos melakukan penyelewengan dana publik dan melanggar hak asasi manusia selama pemerintahan Ferdinand Marcos.

Ancaman Duterte terhadap keluarga Marcos telah menimbulkan kekhawatiran di Filipina. Banyak yang khawatir bahwa konflik antara Duterte dan keluarga Marcos bisa memicu ketegangan politik dan sosial di negara tersebut. Beberapa juga khawatir bahwa Duterte bisa menggunakan kekuasaan dan otoritasnya untuk menindas lawan politiknya.

Namun, beberapa pendukung Duterte menyambut langkah-langkah kerasnya terhadap koruptor dan pelanggar hak asasi manusia. Mereka percaya bahwa Duterte adalah satu-satunya pemimpin yang berani mengambil tindakan tegas terhadap para penjahat di Filipina.

Sementara itu, keluarga Marcos telah membantah tuduhan-tuduhan yang dilontarkan oleh Duterte. Mereka mengklaim bahwa mereka tidak bersalah dan bahwa Duterte hanya mencari alasan untuk menyerang mereka.

Pertikaian antara Duterte dan keluarga Marcos masih berlanjut, dan belum jelas bagaimana hal ini akan berakhir. Namun, yang pasti adalah bahwa konflik ini telah menimbulkan kekhawatiran di Filipina tentang stabilitas politik dan keamanan di negara tersebut. Semoga kedua belah pihak dapat menemukan jalan damai untuk menyelesaikan perselisihan mereka tanpa kekerasan atau konflik yang lebih besar.