Pada hari Selasa, markas pasukan perdamaian PBB di Lebanon, yang dikenal sebagai UNIFIL, dihantam oleh artileri Israel yang tidak meledak. Insiden ini langsung menuai protes dari pemerintah Italia, yang merupakan salah satu negara yang memiliki pasukan di markas tersebut.
Artileri Israel yang tidak meledak tersebut diketahui merupakan bagian dari serangan udara yang dilakukan oleh Israel di wilayah selatan Lebanon. Serangan tersebut disebut-sebut sebagai respons terhadap serangan roket yang dilakukan oleh kelompok militan Hezbollah dari Lebanon.
Meskipun tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, namun serangan yang tidak disengaja ini membuat ketegangan antara Israel dan pasukan perdamaian PBB semakin meningkat. Pemerintah Italia pun segera mengeluarkan protes keras terhadap serangan tersebut, menyebutnya sebagai tindakan yang tidak dapat diterima.
UNIFIL sendiri telah melakukan investigasi terhadap insiden ini dan menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang penembakan di wilayah yang dikuasai pasukan perdamaian. Pasukan perdamaian PBB di Lebanon telah lama berusaha untuk menjaga perdamaian di wilayah tersebut dan insiden ini tentu saja membuat pekerjaan mereka semakin sulit.
Israel sendiri telah menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut dan berjanji untuk bekerja sama dengan UNIFIL dalam menyelidiki kejadian ini. Namun demikian, protes dari pemerintah Italia menunjukkan bahwa kejadian ini masih menyisakan ketegangan di antara kedua pihak.
Serangan yang tidak meledak ini juga menjadi pengingat akan kompleksitas konflik di Timur Tengah dan pentingnya untuk menemukan solusi damai yang dapat mengakhiri siklus kekerasan yang terus berlanjut di wilayah tersebut. Semoga insiden ini dapat menjadi momentum untuk meredakan ketegangan dan memulai dialog yang konstruktif antara semua pihak yang terlibat.